Warga Gunung Megang Menjerit Krisis Air Bersih

Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Sebanyak 677 pelanggan air bersih PDAM Lematang Enim Unit Ibu Kota (IKK) Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim menjerit. Pasalnya, sudah empat hari mengalami krisis air bersih akibat air baku Sungai Lengi tidak dapat diolah karena tingkat kekeruhan air baku sudah melebihi ambang batas.

“Ini cukup aneh, sebab sejak PDAM berdiri sekitar tahun 90-an, baru sekarang ada kasus air bakunya sampai tidak bisa diolah lagi. Ini diduga akibat dampak aktivitas pertambangan di hulu sungai,” tegas salah satu pelanggan Makmur Maryanto (56), warga Desa Gunung Megang, Minggu (2/11/2025).

Menurut Makmur, akibat air PDAM tidak mengalir hingga empat hari, menyebabkan seluruh pelanggan termasuk dirinya sekeluarga kesulitan air bersih, bahkan untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya terpaksa membeli air isi ulang.

“Sehari bisa beli 15 galon air minum isi ulang untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab air Sungai Lengi keruh dan tidak bisa untuk mandi apalagi minum,” pungkas mantan anggota DPRD Muara Enim ini.

Lanjut Makmur, keruhnya aliran Sungai Lengi ini diduga kuat bercampur lumpur limbah dari operasional pertambangan PT RMK, sebab semenjak perusahaan tersebut beroperasi di wilayah Gunung Megang, baru kali ini terjadi air baku dari Sungai Lengi tidak bisa diolah lagi oleh PDAM.

“Disinilah peran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk turun langsung melihat kondisi aliran Sungai Lengi karena hal tersebut berdampak pada pengelolaan air bersih. Jangan mengecek air sungai sudah normal alias formalitas,” tegas mantan Kades Gunung Megang ini dengan nada kesal.

Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Bupati dan Wakil Bupati Muara Enim untuk segera turun kelapangan menindak lanjuti keluhan masyarakat Kecamatan Gunung Megang, dan melihat langsung kondisi dilapangan, mulai dari kondisi Sungai mencari penyebabnya, hingga melihat kondisi PDAM Gunung Megang apakah perlu ada perbaikan atau penambahan baru sehingga pelanggan benar-benar bisa menikmati air bersih.

Dan jika nanti terbukti adanya pencemaran untuk dapat memberikan sanksi keras terhadap pelaku atau perusahaan tersebut karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Sementara itu, Kepala Unit PDAM Lematang Enim Kecamatan Gunung Megang, Nasril, mengatakan kondisi mutu air baku Sungai Lengi mengalami kekeruhan diambang batas dan berwarna kecoklatan. Kejadian ini sudah terjadi empat hari ini, sehingga PDAM tidak dapat diolah karena saat proses flokulasi tidak dapat mengikat lumpur diduga air baku tercemar limbah kimia. Dan dampaknya, warga terutama pelanggan pasti akan kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

“Sampai hari ini (Minggu, red) kita tidak operasional dikarenakan kualitas air baku Sungai Lengi bercampur lumpur dan kondisinya sangat parah sekali diduga tingkat kekeruhan air sudah melebihi 1000 NTU. Kita juga sudah mengambil sampel air baku untuk di uji lab,” ujar Nasril sembari memegangi sampel air baku Sungai Lengi coklat pekat dan berminyak.

Untuk saat ini, lanjut Nasril, pihaknya hanya bisa menunggu aliran Sungai Lengi normal kembali dengan setiap hari melakukan tes apakah air baku sudah bisa di olah atau belum.

“Baru kali ini terjadi kita tidak proses mengolah air baku menjadi air bersih karena saat proses pengelolaan air baku tidak bisa mengikat partikel-partikel atau tidak ada endapan lumpur,” jelasnya.

Dikatakan Nasril, akibat tidak bisa diolahnya air baku tentu sebanyak 678 pelanggan tidak bisa menikmati air bersih. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk 677 pelanggan, dalam sehari pihaknya harus memproduksi air bersih sebanyak 8000 m³.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *