Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum sejak dini terutama di kalangan pelajar, Kejaksaan Negeri (Kejari) Muara Enim menggelar kegiatan Jaksa Masuk Sekolah di SMKN 1 Gunung Megang, Senin (28/4/2025).
Kegiatan ini dipimpin oleh Kasi Intelijen Kejari Muara Enim Anjasra Karya, S.H., M.H. didampingi Kasubsi I Seksi Intelijen Muhammad Riduan, S.H., Kasubsi II Palito Hamonangan, S.H., Jaksa Fungsional Risca Fitriani, S.H., serta staf Intelijen lainnya. Adapun tema yang diangkat kali ini, “Bahaya Bullying Terhadap Siswa”, sebagai isu krusial yang masih marak di lingkungan pendidikan.
Kepala SMKN 1 Gunung Megang Minarti, S.Pd., M.M., bahwa pihaknya menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kehadiran Kejari Muara Enim yang telah melakukan edukasi hukum kepada siswa, terutama terkait isu bullying yang dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan masa depan siswa. Sementara itu, Kasubsi II Palito Hamonangan, S.H. menjelaskan, tujuan program ini sebagai bentuk nyata komitmen Kejari Muara Enim dalam mendekatkan hukum kepada generasi muda.
“Pentingnya membangun karakter pelajar yang sadar hukum dan memiliki empati sosial,” tegasnya.
Lanjut Palito, bahwa Program Jaksa Masuk Sekolah ini merupakan bagian dari komitmen Kejari Muara Enim dalam mewujudkan generasi muda yang cerdas hukum, berkarakter, dan bebas dari kekerasan.
Ditambahkan juga oleh Jaksa Fungsional Risca Fitriani, S.H., yang menguraikan secara rinci tentang definisi dan bentuk-bentuk bullying. Bullying adalah tindakan kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, yang dapat merusak psikologis korban dalam jangka panjang.
Risca menjelaskan, dua bentuk utama bullying, bullying verbal, berupa celaan, intimidasi, pengucilan, dan ancaman yang menyakiti mental korban. Sedangkan bullying fisik, seperti memukul, menampar, mencubit, hingga bentuk kekerasan lainnya yang menggunakan kekuatan fisik.
“Saya minta siswa untuk berani bersuara jika menjadi korban atau menyaksikan tindakan bullying, serta membangun lingkungan sekolah yang aman, suportif, dan bebas kekerasan, ujarnya.