Lentera-PENDIDIKAN.com,MUARA ENIM-Untuk mengantisipasi dan mencegah kerusakan yang lebih besar, Balai Besar Jalan dan Jembatan Palembang berkerjasama dengan PUPR, Dinas Perhubungan dan Kepolisian akan membatasi kendaraan terutama yang bertonase besar untuk melintas diatas jembatan Enim II. Pasalnya, ditemukan beberapa bagian gelagar jembatan sudah patah dan dikhawatirkan akan ambruk.
Dari pengamatan dilapangan, Rabu (26/2/2025), kondisi jembatan secara kasat mata masih laik, tetapi memang ada beberapa bagian yang sudah dimakan usia seperti karat dan beberapa baut terlihat longgar. Bahkan ada gelagar besi memanjang penahan lantai jembatan sepanjang sekitar 4-5 meter terlihat patah dan mengantung dan ketika kendaraan melintas terutama bertonase besar yang mengangkut batubara terlihat gelagar besi tersebut bergoyang-goyang seperti mau jatuh ke dalam Sungai Enim.
Yanu Ikhtiar Budiman yang merupakan PPK 21 mengatakan bahwa Jembatan Enim II tersebut dibangun pada tahun 1989. Pada saat itu perkembangan beban tidak sebesar saat ini sehingga kapasitas jembatan masih mampu. Namun untuk saat ini, dengan tingginya volume dan kapasitas kendaraan yang melintas apakah masih mampu menahan beban kendaraan berat yang melintas terutama angkutan batubara. Langkah kedepannya, pihaknya akan meminta pendampingan balai pusat untuk kajian khusus teknis, apakah Jembatan Enim II masih mampu atau tidak.
“Kalau patah ada sesuatu yang tidak mampu ditahan. Namun untuk sementara yang melintas tonase besar dan banyak adalah angkutan batubara,” katanya.
Dijelaskannya, bahwa jembatan itu dibangun dengan ketahanan sampai 50 tahun, yang tentu disertai dengan pemeliharaan secara terus menerus termasuk perbaikan. Dan kalau mau di upgrade ada standar desain jembatan diantaranya padatnya kendaraan yang melintas di jalan Nasional itu berpengaruh juga.
“Setiap jembatan yang dibangun tentu sudah ada perhitungannya,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas PUPR Muara Enim Suherman, mengatakan Balai Besar Jalan dan Jembatan telah melakukan pengecekan kondisi dan kapasitas jembatan. Setelah dilakukan pengecekan nanti pihak Balai Besar Jalan dan Jembatan dapat melakukan langkah-langkah perbaikan.
“Proses perbaikan itu membutuhkan waktu butuh kerjasama dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas untuk menginformasikan himbauan kepada masyarakat kemampuan kendaraan yang melintas di jembatan tersebut,” ujarnya.
Masih dikatakan Suhermansyah, tvyperkait teknis perbaikan Balai Besar Jalan dan Jembatan dalam beberapa waktu kedepan meminta tim kajian khusus teknis untuk dilakukan perbaikan Jembatan Enim tersebut. Untuk antisipasi sementara pihaknya sudah melapor ke Seketaris Daerah Ir Yulius MSi, untuk mengundang transportir angkutan batubara.
“Besok (Kamis, red) dirapatkan lagi dan di pimpin langsung oleh Sekda, mungkin pembahasan salah satunya pengaturan pembatasan melintas angkutan batubara di jembatan, pengaturan jarak dan pengaturan beban muatan,” ujarnya.